Keunggulan Konservasi Taman Nasional Danau Sentarum

Satu-satunya Ramsar Site Danau Musiman di Indonesia
Taman Nasional Danau Sentarum ditetapkan sebagai Ramsar Site pada 30 Agustus 1994 dengan luas 80.000 ha. Kawasan ini merupakan danau musiman unik yang mengalami transformasi drastis sepanjang tahun. Danau Sentarum adalah danau musiman yang berada di Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Danau ini dipenuhi air selama 10 bulan setiap tahunnya.
Status Ramsar Site menjadikan Danau Sentarum sebagai lahan basah berpentingan internasional pertama di Indonesia. Pengakuan UNESCO ini menegaskan peran vital kawasan dalam sistem hidrologi global. Pada tahun 1994, Suaka Margasatwa Danau Sentarum ditetapkan sebagai situs Ramsar oleh UNESCO, yang memasukkannya ke dalam daftar Ramsar List of Wetlands of International Importance.

Menara Air Alami Kalimantan Barat
Danau Sentarum berfungsi sebagai menara air alami yang mengatur keseimbangan hidrologi Sungai Kapuas. Pada musim hujan, Danau Sentarum akan menyerap air dari Sungai Kapuas, sementara pada musim kemarau, danau inilah yang melepaskan air kembali ke sungai, menjaga kestabilan aliran air di sepanjang Sungai Kapuas. Sistem regulasi alami ini menjadikan kawasan sebagai reservoir penting bagi ekosistem regional.
Saat kemarau, Air Danau Sentarum memasok setengah dari aliran air Sungai Kapuas. Kapasitas penyimpanan mencapai 120.000 hektare lahan basah ketika tergenang penuh. Fungsi hidrologis ini menjadikan danau sebagai infrastruktur alam yang mengatur pasokan air bagi jutaan penduduk hilir sungai.
Konservasi di Taman Nasional mencakup

Perlindungan Habitat Lahan Basah
Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS) adalah salah satu kawasan konservasi di Indonesia dengan luas 130.000 hektare. Kawasan ini terdiri dari hutan rawa yang digenangi air.

Pelestarian Keanekaragaman Flora
Potensi flora dan fauna di Taman Nasional Danau Sentarum tercatat mencapai 675 spesies. Sebanyak 675 spesies itu tergolong dalam 97 suku, khusus anggrek terdapat 154 jenis.

Konservasi Fauna Endemik dan Langka
Beberapa hewan yang terancam mengalami kepunahan juga hidup di dalamnya, seperti buaya sinyulong, buaya muara, dan buaya siam. Mamalia yang hidup di pinggir danau ialah orang utan dan bekantan.

Pemeliharaan Ekosistem Hutan Rawa
Ada tujuh jenis hutan di Taman Nasional Danau Sentarum, yakni hutan rawa kerdil, hutan rawa terhalang, hutan rawa tinggi, hutan riparian, hutan rawa gambut.

Perlindungan Spesies Ikan Air Tawar
Ada 265 jenis ikan tawar, termasuk ikan tapah dan ikan linut. Ikan patin dan arwana super merah, yang hampir punah, juga ditemukan di sini.

Konservasi Burung Migran dan Endemik
Ada juga 310 jenis burung, termasuk delapan jenis rangkong dan karau paruh merah, yang juga hampir punah.

Pelestarian Budaya Masyarakat Lokal
Daerah sekitar Danau Sentarum dihuni oleh masyarakat tradisional yang telah beradaptasi dengan naik turun air danau, antara lain suku Dayak Iban, Sebaruk, Sontas, Kenyah dan Punan.

Pengembangan Ekowisata Berkelanjutan
Taman Nasional Danau Sentarum selain sebagai tempat konservasi lahan basah, juga memiliki potensi wisata yang besar dan menarik dengan bentangan alamnya berupa danau yang luas.

Kontribusi terhadap Konservasi Lahan Basah Internasional
Taman Nasional Danau Sentarum menjadi model pengelolaan lahan basah bagi kawasan Asia-Pasifik. Kawasan ini membuktikan keberhasilan integrasi konservasi dengan pemberdayaan masyarakat lokal yang berkelanjutan. Indonesia berkomitmen mengintegrasikan Rencana Aksi Man and Biosphere ke dalam program nasional.
Pengakuan UNESCO melalui status Ramsar Site dan Cagar Biosfer mengukuhkan peran global TNDS. Kawasan ini masuk dalam Heart of Borneo Initiative bersama Malaysia dan Brunei sejak 2007. Status Cagar Biosfer Betung Kerihun Danau Sentarum Kapuas Hulu ditetapkan pada 25 Juli 2018 melalui sidang ke-30 ICC-MAB UNESCO.