Pengertian Konservasi Taman Nasional Danau Sentarum

tndanausentarum.org

Pendekatan Konservasi Musiman Adaptasi Terhadap Siklus Air Danau Sentarum

Taman Nasional Danau Sentarum menerapkan strategi konservasi adaptif mengikuti siklus air unik kawasan ini. Danau musiman ini tergenang air selama sepuluh bulan dengan kedalaman mencapai 15 meter tiap tahunnya. Saat kemarau panjang, sekitar 80 persen wilayah mengering menyisakan genangan kecil sebagai habitat satwa.

Pengelolaan konservasi disesuaikan dengan ritme alam yang telah berlangsung ribuan tahun di kawasan ini. Musim hujan menjadi periode monitoring ekosistem aquatik dan migrasi burung seperti dara laut Sterna. Pada musim kering, fokus beralih ke konservasi ikan yang terjebak di kubangan kecil. Masyarakat lokal berperan aktif memanen ikan sesuai kearifan tradisional yang berkelanjutan untuk keseimbangan ekosistem.

Aspek Inovasi dan Teknologi

tndanausentarum.org

Patroli Pintar dengan Sistem Lokasi dan Aplikasi Ponsel

Penerapan sistem patroli pintar menggunakan penunjuk lokasi dan aplikasi ponsel untuk pemantauan langsung keanekaragaman hayati di kawasan seluas 132.000 hektare TNDS.

tndanausentarum.org

Penjaga Hutan Pintar dengan Kecerdasan Buatan

digunakan untuk mendeteksi suara satwa liar, aktivitas penebangan liar, dan perubahan kondisi ekosistem hutan rawa gambut secara otomatis.

Sistem Pemantauan Satelit Digital

Platform pemantauan berbasis satelit membantu pemetaan perubahan tutupan tumbuhan, siklus air danau, dan identifikasi ancaman konservasi dari jarak jauh.

Aspek Internasional dan Standar Global

Status Situs Ramsar UNESCO sejak 1994

TNDS tercatat dalam Daftar Lahan Basah Penting Internasional sebagai kawasan lahan basah vital untuk penyerapan air dan konservasi global.

tndanausentarum.org

Prakarsa Jantung Borneo Tiga Negara

Kerjasama Indonesia-Malaysia-Brunei Darussalam sejak 2007 menjadikan TNDS bagian dari jalur konservasi lintas batas ASEAN yang strategis.

tndanausentarum.org

Cagar Biosfer Betung Kerihun-Danau Sentarum

Pengakuan UNESCO sebagai cagar biosfer lintas batas bersama Malaysia menunjukkan komitmen konservasi internasional yang berkelanjutan.

Tujuan Konservasi Taman Nasional Danau Sentarum

Tujuan utama konservasi TNDS adalah melindungi keanekaragaman hayati ekosistem lahan basah terluas di Asia Tenggara. Kawasan seluas 127.393 hektare ini berfungsi sebagai sistem penyangga kehidupan Sungai Kapuas terpanjang di Indonesia. Pengelolaan konservasi dilakukan melalui sistem zonasi untuk menjaga keseimbangan antara pelestarian alam dan pemanfaatan berkelanjutan.

Konservasi TNDS bertujuan mengawetkan fungsi ekologis danau musiman yang menggenang sepuluh bulan setiap tahunnya. Kawasan ini berperan vital sebagai area tadah hujan dan pengatur tata air regional Kalimantan Barat. Upaya konservasi juga mencakup perlindungan habitat 510 spesies tumbuhan endemik dan 265 jenis ikan air tawar.

Taman nasional ini menjadi pusat penelitian ilmiah tentang adaptasi kehidupan terhadap siklus air ekstrem. Konservasi mendukung pemberdayaan masyarakat lokal suku Dayak dan Melayu melalui pemanfaatan hasil hutan berkelanjutan. Program konservasi terintegrasi melibatkan kerjasama lintas batas dengan Malaysia dan Brunei dalam prakarsa Jantung Borneo.

Satwa Yang harus Dilindungi

Ikan Arwana Super Merah menjadi maskot konservasi TNDS dengan status Appendix I CITES sejak 1975. Spesies endemik ini dilindungi penuh melalui PP No 7 tahun 1999 karena terancam punah. Sanctuary arwana berbasis masyarakat telah dibangun di Danau Merebung untuk program pelepasliaran dan penangkaran berkelanjutan.

Buaya Senyulong dengan populasi dewasa di bawah 2.500 individu dunia berstatus Critically Endangered IUCN. Habitat alami buaya bermoncong sempit ini terbatas di hulu sungai dan danau Kalimantan. Monitoring khusus dilakukan untuk melindungi spesies yang dapat mencapai panjang 3-4 meter ini.

Lutung Sentarum merupakan primata endemik Kalimantan yang belum masuk daftar satwa dilindungi Indonesia resmi. Kerjasama dengan IPB University dilakukan untuk studi bioekologi dan uji DNA spesies langka ini. Program monitoring center dibangun untuk meningkatkan status konservasi Presbytis chrysomelas cruciger yang sangat jarang ditemukan.

Buaya Katak atau Buaya Rabin yang telah punah di Asia sejak 150 tahun diperkirakan masih ada. Mamalia terancam seperti orangutan dan bekantan hidup dalam jumlah terbatas di pinggir danau. Burung langka seperti enggang gading, ruwai, dan karau paruh merah memerlukan perlindungan habitat khusus.